Rasa lelah belum betul-betul sirna sejak semalam tiba dari kota Bandar Lampung. Empat jam perjalanan cukup membuat lelah saya bersisa hingga pagi hari. Ditambah cuaca dingin dan rintik hujan yang sedang kunikmati dengan secangkir kopi hangat.
Tapi cuaca pagi itu sepertinya tak mengapa bagi Pak Sugeng. Di pagi itu dia sudah terlihat memanggul karung berisi bijih kopi.
“Hendak menjemurnya,” kata Pak Sugeng.
Saya penasaran, sebab hujan belum betul-betul reda. Saya beranjak dari tempat duduk bergegas menyusul pak sugeng menemani beliau menjemur kopi. Dugaanku ternyata keliru. Tadinya berpikir Pak Sugeng akan menyerakkan bijih-bijih kopi itu di terpal lalu menghamparnya di atas tanah.
Tidak. Dari dalam bilik dome itu terdapat teknologi penjemuran kopi. Apa itu? Pak Sugeng menggunakan sebuah alat berbahan dasar carbonat dan dengan bantuan panel surya guna menyerap cahaya matahari. Alat ini berbentuk seperti setengah lingkaran seperti kubah yang didalamnya berjejer beberapa rak yang digunakan sebagai tempat untuk menjemur kopi yang telah dipetik.
Saya mengikuti beliau masuk semakin ke dalam alat tersebut. “Hangat sekali” batinku berucap. Lalu kulihat terdapat empat jejeran rak berisi banyak biji kopi yang sudah mulai menghitam yang menandakan hampir selesai masa penjemuran.
“Pengeringan kopi merupakan proses terpenting dalam proses pengolahan biji kopi,” ujar Pak Sugeng dan kami pun makin berbincang. Sambil memilih dan memilah biji kopi yang siap diangkat dan dimasukkan ke alat, Pak Sugeng bercerita muasal terciptanya alat ini.
Inovasi ini berawal dari dukungan Rumah Kolaborasi, sebuah organisasi masyarakat sipil di Provinsi Lampung, untuk petani kopi. Semangatnya adalah mendorong kesadaran ramah lingkungan serta efisiensi ekonomi bagi masyarakat sekitar khususnya daerah Ulu Belu, Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung. Dari semangat itu, lahirlah sebuah alat penjemuran yang ramah lingkungan dengan memanfaatkan tenaga surya yang kemudian dinamai SOLAR DRYER DOME COFFEE.
Alat ini mampu mengeringkan biji kopi dalam kurun waktu 10 hari dengan kapasitas daya tampung hingga 450 kg. Alhasil, jauh mempersingkat waktu pengeringan yang biasanya membutuhkan waktu satu bulan.
“Alat ini 100% membutuhkan bantuan tenaga matahari saat siang dan malam menggunakan sinar matahari yang sudah diserap pada siang harinya yang tersimpat di dalam aki untuk pemasasan lampu,” kata Pak Sugeng Widodo yang bertugas mengelola solar dryer dome coffee.
Kenggulan lainnya, lanjut Pak Sugeng, jika dahulu dalam penjemuran biasa berpengaruh terhadap warna kopi tidak cukup cerah atau menguning, tetapi dengan adanya dome coffee ini kualitasnya cukup baik, warna menjadi lebih cerah, dan lebih kering karena kecepatan pengeringannya.
Meski begitu, penggunaan alat ini juga tetap memperhatikan cuaca. Jika cuaca sedang tidak mendukung maka proses pengeringan juga akan terpengaruh. Selain itu, mesin ini juga mampu membantu masyarakat sekitar dalam mengeringkan kopi dengan kualitas terbaik sehingga dapat membantu taraf perekonomian masyarakat desa tersebut. Fokus utamanya menghasilkan pengeringan kopi dengan biji berwarna merah atau disebut petik merah.
”Kami berharap sebagai petani meminta untuk ditambah jumlah alat karena dampak yang dirasakan cukup besar dalam meningkatkan kualitas kopi yang berpengaruh teradap peningkatan perekonomian kami” Lanjut Pak Sugeng.
Harapan Pak Sugeng tentunya tidak muluk-muluk. Jika kualitas kopi meningkat pasti akan berpengaruh pula terhadap kepuasan penikmat kopi.
“Jumlah permintaan kopi akan naik,” kata Pak Sugeng. Yang pasti, kata Pak Sugeng, masyarakat sangat merasakan sekali manfaat dari alat ini. Masalah lamanya pengeringan kopi selama ini teratasi sehingga mampu memenuhi permintaan pasar akan kopi berkualitas.
Solar Dryer Dome Coffee Solusi Terkini Pengeringan Kopi
Oleh : Elza Novelia Savira (RUKO Nusa)