“Teng….teng…teng…” jam dinding di kamar kosku berdenting. Tepat pukul delapan pagi, waktunya bergegas. Ya, menuju ke sebuah pemandian air panas yang sudah kami rencanakan beberapa waktu lalu. Menggunakan mobil, lokasi pemandian ini normalnya memakan waktu tempuh sekitar hampir empat jam. Itu pun kita masih berhenti sebentar di swalayan membeli perbekalan makanan untuk dinikmati sambil di perjalanan.
Lokasi air panas ini tepatnya berada di Desa Pagar Alam, Kecamatan Ulu Belu, Kabupaten Tanggamus. Saya telah menempuh jarak sekitar 117 km dari pusat kota Bandar Lampung. Woww, selama menuju lokasi, perjalanan ini benar-benar disuguhkan pemandangan yang indah, seperti hamparan sawah yang luas, pegunungan yang mengelilingi jalan, dan hiruk pikuk pedesaan.
Sungguh mempesona. Barangkali inilah mungkin daya tariknya. Nilai tambah yang dapat kita nikmati selama perjalanan sebelum benar-benar sampai di lokasi pemandian air panas.
Akses wisata ini cukup mudah. Jalan aspalnya mulus hingga menuju lokasi. Tentu saja ketersediaan sinyal internet yang memadai, pastinya kita dapat menggunakan bantuan peta online atau kita biasa menyebutnya google maps.
Selain dengan kendaraan pribadi, ke lokasi ini juga dapat menggunakan angkutan umum jurusan Rajabasa-Talang Padang dan dilanjutkan dengan naik ojek atau angkutan umum lainnya menuju Ulu Belu. Tiket masuk ke pemandian air panas pun terbilang cukup terjangkau yakni untuk mobil sebesar Rp.25.000 dan motor Rp.15.000.
Sesampai di lokasi kita bagai disambut pemandangan bukit nan hijau menghampar, yang seperti kawah memagari pemandian air panas di bawahnya. Gelembung didihan air menguarkan uap lalu menyesap bersama aroma khas dari belerang.
“Duhh nikmatnya,” saya menyelupkan sepasang kaki sambal menghirup napas dalam-dalam di bak pemandian air panas. Hangat bercampur belerang agaknya sangat membantu mengurangi rasa lelah dan lagi dingin selama perjalanan. “Hangat dan nyaman sekali” batinku tiba-tiba merasakan rilek itu.
Saya berbaur dengan beberapa rombongan yang tiba lebih dahulu. Di antara mereka ada yang tengah merebus telur untuk disantap bersama keluarga. Sebagian lagi menikmati sepoi-sepoi angin dari balik celah gubuk-gubuk yang disediakan oleh pengelola.

Masyarakat lokal dan wisatawan biasanya datang tak sekedar berwisata atau rekreasi. Tempat ini ternyara juga sering dikunjungi untuk pengobatan penyakit kulit karena kandungan belerang yang cukup tinggi.
“Ke sini untuk rekreasi bersama keluarga dan untuk berendam di air panasnya karena belerangnya ini bermanfaat untuk mengobati gatal-gatal dan sekedar merelaksasi tubuh yang tegang” Ujar Mas Sidik salah satu wisatawan lokal yang kami temui di lokasi pemandian air panas tersebut.
Keluarga Mas Sidik juga membawa beberapa butir telur untuk sengaja direbus dari air panas mendidih alami.

“Disini juga kalo mau bawa telur juga boleh mbak ntar tinggal rebus di air yang mendidih, masukin plastik terus tunggu sebentar mbaknta udah bisa kita makan deh,” lanjut Sidik.

Memang merebus telur menjadi semacam menu wajib bila berkunjung ke lokasi ini. Selain membawa dari rumah, pengunjung juga dapat membelinya di lokasi wisata tersebut untuk direbus. Boleh direbus sendiri atau direbus oleh penjual langsung dan kita tinggal santap.

Satu hal yang disayangkan dari objek wisata ini. Yaitu sampah berserakan dimana-mana sehingga mengurangi keindahan lokasi. Pihak pengelola harusnya memperbanyak tong pembuangan sampah dan membuat papan pengumuman. Kapan perlu, tidak segan-segan mengingatkan pengunjung yang masih rendah kesadaran terhadap sampah.

“Hufffzz..” tanpa terasa senja mendekap. Waktunya mengakhiri keseruan ini dan bergegas pulang. Namun yang pasti, tempat ini layak dikunjungi kembali suatu hari nanti.

Pesona Wisata Pemandian Air Panas Ulu Belu
Oleh : Putri Dwi Mei Kartini (RUKO Nusa)