Perjuang Sri Wahyuni membangun KSU Srikandi perlu diapresiasi. Proses yang tak mudah apalagi bagi seorang ibu sekaligus istri menjadi inisiator dalam pemberdayaan perempuan di daerahnya
Sri Wahyuni (46), Ketua Koperasi Simpan Usaha (KSU) Srikandi, menyeka mata dengan tangan kirinya. Mata Sri tampak berkaca-kaca ketika menceritakan kisah awal membangun KSU Srikandi bersama rekan-rekannya.
Awal mendirikan KSU Srikandi perlu diagendakan berbagai pertemuan. Awalnya, sulit bagi Sri untuk mendapatkan izin dari suami. Ia juga harus merelakan waktunya untuk meninggalkan anak di rumah.
“Izin suami itu paling berat. Kalau omongan orang atau cemoohan dari orang itu udah biasa. Apalagi di awal-awal kan kita sering kumpul. Sering dibilang ngapain kumpul-kumpul entuk opo,” kata Ibu dua anak ini.
Sebelum terbentuk KSU Srikandi, RUKO (Rumah Kolaborasi) melakukan pelatihan untuk kelompok perempuan. Saat pelatihan ketika itu Sri berhasil menghadirkan 30 peserta dari delapan dusun.
Krisis kepercayaan antar-sesama warga menjadi momok ketika membangun Srikandi. Terlebih warga belum kenal dengan mentor dari pelatihan yang akan dihelat saat itu.
Dari ke-30 orang yang mengikuti pelatihan hanya 18 anggota yang akhirnya bertahan untuk membentuk kelompok. Namun, Sri tidak menyerah. Ia juga turut menularkan semangatnya ke 18 rekan yang masih mau bergabung.
“Cara meyakinkannya saya meminta yang sudah yakin untuk ikut meyakinkan. Jadi kita sambal jalan, dengan berjalannya waktu dan berjalannya kegiatan-kegiatan kami akhirnya mereka melihat sendiri usaha kami,” kata Sri.
Puncaknya adalah ketika rapat tahunan anggota. Sri turut mengundang calon anggota yang akan dijaring. Rapat tahunan ini terdapat pula agenda pembagian sisa hasil usaha (SHU).Saat itu, calon anggota mulai tumbuh kepercayaan pada KSU Srikandi.
“Ketika itu, banyak warga yang akhirnya tertarik bergabung di Srikandi. Di akhir tahun itu dari 18 orang menjadi 60 orang.”
Di bawah kepemimpinan Sri, KSU Srikandi bergeliat. Ia dan rekan-rekannya kerap menerima tamu dari kelompok lain untuk studi banding. Selain itu, KSU Srikandi juga menjadi salah satu percontohan kelompok yang berhasil.
“Kita harus bisa menularkan apa yang sudah kita dapat ilmu yag sudah kita dapat terus pinginnya bisa bermanfaat untuk masyarakat sekitar harapannya bisa bermanfaat untuk desa-desa lain,” kata Sri.
Usaha Sri selama ini akhirnya berbuah. Selain kelompok Srikandi yang kini mulai dikenal banyak orang. Ia mendapatkan penghargaan dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak sebagai perempuan inisiator Lampung.
“Kemaren saya juga nggak menyangka, harapannya tidak hanya ada di Pekon Ngarip yang ada seperti srikandi tetapi inginnya kita bisa ditiru oleh pekon lain,” ujar Sri.
Perempuan Inisiator Dari Ulu Belu
Oleh: Chairul Rahman Arif